Tulisan ini di broadcast oleh Bpk R.M. Koesno salah
seorang warga di komplek kita. Renungkan tulisan dari wartawan Global Review
ini.
Yth. Bpk/Ibu, rekan dan sahabat
Sebenarnya saya paling enggan untuk broadcast BBM
ini, tapi kali karena sering jengkel dengan ulah pengemis jalanan (pura-pura
untuk makan, pura-pura ngamen, pura-pura sakit, menjual keterbatasan diri,
anak-anak balita yang mengemis di lampu merah, sementara ibu-ibu mereka
ngerumpi di bawah pohon). Ada juga yang anak balitanya dicubit/ditampar biar
menangis untuk dapat belas kasihan. Sungguh pemandangan yang miris padahal
penghasilan mereka untuk foya-foya tanpa memikirkan anak mereka. Terkadang
anakpun menyewa bukan anak sendiri.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sepertinya
tak mampu mengatasi ini. Terbukti bukannya berkurang, pengemis jalanan malah
bertambah. Terobosan Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang akan mempekerjakan
para pengemis dan anak jalanan sebagai penjaga kebersihan (penyapu jalanan)
kota Bandung patut diacungi jempol. Namun sayangnya justru para pengemis dan
anak jalanan menolaknya dengan alasan gaji yang ditawarkan sebesar Rp. 700
ribu. Sementara mereka menghendaki gaji minimal sebesar Rp. 4 – 10 juta per
bulan. Jelas saja karena penghasilan mengemis di jalanan Bandung jauh lebih
besar. Bahkan di Jakarta diperkirakan akan lebih besar lagi.
Sungguh ironis, sementara bekerja di pabrik saja
tidak sampai Rp. 4 juta. Ini menjadikan kita harus berpikir 2 kali jika ingin
memberikan uang kepada peminta-minta di jalanan. Karena ternyata belas kasihan
kita justru tidak mendidik.
Masih banyak cara bersedekah, bisa langsung ke
panti asuhan, panti jompo, pesantren, dll. Tapi tidak untuk pengemis jalanan.
Bayangkan jika semua pengendara tidak lagi memberikan uang kepada mereka, maka
lambat laun mereka akan kapok dan jalanan kita bersih dari pengemis . MARI STOP
BERBAGI UANG KE PENGEMIS JALANAN. Setuju ? Silahkan copy paste tulisan ini dan
broadcast tulisan ini via BBM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar